Sabtu, 12 Januari 2013

dampak robotika dalam kehidupan manusia

Pada era industrialisasi yang serba modern ini, semua kegiatan yang berhubungan dengan manusia telah bertransformasi dari yang tradisional mulai beralih secara bertahap kearah yang modern. Transformasi tersebut bisa dilihal dari perkembangan teknologi yang semakin cepat dan setiap pencapain suatu kegiatan ditentukan oleh teknologi (Teknologi 2012). Adapun contoh perkembangan teknologi yaitu perkembangan teknologi Robot. Penggunaan robot saat ini sudah mencakup seluruh sendi kehidupan manusia, baik dalam industri maupun dalam kegiatan sehari-hari. Menurut  perkembangannya, istilah Robot itu sendiri digunakan pertama kali pada tahun 1920 oleh penulis Czech Karel Capek dalam sebuah cerita dengan judul Rossum’s Universal Robot. Kemudian, pada tahun 1941 barulah istilah robot digunakan dalam teknologi robot dan diprediksi akan muncul robot industri yang dikemukakan oleh Isaac Asimov. Pada tahun 1956 mulai tercipta suatu perusahaan robot pertama yang didirikan oleh Georde Devil dan Joseph Engelberger. Kemudian pada tahun 1961, robot mulai terlihat perkembangannya dengan dimanfaatkan dalam industri otomotif oleh General Motor. Setelah itu, pada tahun 1980 robot modern lahir dan digunakan oleh beberapa industri lain seperti industri elekronik dan komputer (Sejarah & perkembangan robot 2011). Mesin robot yang semakin pesat perkembangannya pada dasarnya membantu manusia dalam beraktifitas sehari-hari. Penggunaan robot dapat membantu kegiatan atau pekerjaan manusia agar efisien dalam waktu penyelesaian, serta mengurangi tingkat resiko kecelakaan kerja. Beberapa pekerjaan manusia yang sering menggunakan bantuan mesin robot masuk kategori pekerjaan yang sukar, berbahaya dan membosankan karena membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi (Robot versus manusia 2009).
Saat ini, robot telah digunakan sebagai mesin yang memiliki otomatisasi tinggi, mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia untuk digunkan dalam pekerjaan yang dirasa sangat penting. Maka dari itu, banyak perusahaan menciptakan serta menngunakan robot dalam segala hal. Beberapa robot diciptakan dengan berbagai spesifikasi berdasarkan kebutuhan. Kebutuhan tersebut bisa meliputi kebutuhan rumah tangga, industri, militer, pertanian, kelautan dll.(10 hal yang tak bisa dilakukan manusia 2011). Walaupun begitu, robot itu sendiri tetap saja masih membutuhkan interaksi manusia dalam operasinya. Dari hal tersebut, munculah suatu paradigma baru tentang bagaimana mendesain suatu sistem interaksi antara manusia dengan robot yang ergonomis (Karwowski 1990). Menurut Karwowski (1990), sistem interaksi antara manusia dengan robot sangat ditentukan oleh aspek manusia dalam mencapai keberhasilannya. Keberhasilan dari sistem tersebut yaitu tercitanya sistem yang efisien dalam produktifitasnya serta safety dalam sistem tersebut. Maka dari itu, setiap perancangan sistem interaksi antara manusia dengan mesin robot perlu mempertimbangkan aspek manusia. Beberapa bukti bahwa industri manufaktur kurang mempertimbangkan aspek manusia dalam desain pengoperasian mesin terutama robot, mengakibatkan kurangnya efisiensi waktu proses dan tingkat produktivitas menjadi berkurang (Karwowski 1990). Dari bukti tersebut, jelas bahwa pertimbangan aspek manusia dalam desain suatu sistem manusia-mesin yang terintegrasi akan meningkatkan kinerja manusia dalam pekerjaannya. Selain itu, interaksi antara manusia dengan mesin mempunyai peranan dalam terciptanya mesin robot yang membantu pekerjaan layanan dalam kehidupan sehari-hari, misanya terciptanya robot sebagai asisten rumah tangga yang mampu mengantikan pekerjaan manusia sehari-hari (G. Wichert et al. n.d.). Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat dikatakan perkembangan robot semakin tahun mulai berkembang pesat.
1.  Penggunaan mesin robot untuk proses pengelasan dan penyambunlambung  pada industri kapal
Penggunaan mesin robot pada proses pengelasan sangat membantu manusia dalam melakukan pekerjaan. Penggunaan tersebut terutama pada proses pengelasan yang membutuhkan ketelitian dan akurasinya. Hal tersebut karena industri kapal yang menjadi prioritas utama adalah hasil las lalu kemudian tingkat efisiensinya. Akan tetapi, manusia juga memiliki peranan yang penting dalam hal mengontrol sistem tersebut karena semua proses dijalankan atas perintah manusia. Dalam hal ini, sistem interaksi manusia-robot didesain untuk membantu manusia terutama dalam hal akurasi hasil pengelasan yang dirasa akan cukup sulit bila dilakukan manusia dengan proses manual (Jr et al. 1999). Berdasarkan Jr et al.,( 1999) sistem interaksi manusia-robot pada proses las kapal diberi istilah Ship Welding Robot System (SWERS). Sistem ini dirancang untuk memudahkan manusia pada proses pengelasan yang membutukan waktu penyelesaian cukup lama serta membutuhkan kualitas las yang baik. Sistem ini juga dilengkapi sistem interaksi antar muka munusia-mesin yang didesain khusus. Sehingga, manusia dapat melakukan kontrol melalui tombol-tombol  yang disediakan seperti tombol kecepatan serta mengatur pergerakan robot tersebut. Sistem ini juga dilengkapi dengan fitur yang dapat merekam semua gerakan manusia, sehingga memungkinkan robot dapat menggantikan pekerjaan manusia setelah dilakukan proses mengajari robot (robot teaching). Hal tersebut sangat membantu manusia mengurangi tingkat kelelahan dan kejenuhan dalam melakukan proses pengelasan. Karena akibat dari kejenuhan dan kelelahan menimbulkan banyak kesalahan dalam bekerja sehingga dapat merugikan perusahaan. Selain itu, pada tahap penyambungan pada dua bagian lambung kapal sekarang ini industri kapal sudah mulai mengunakan robot crane disertai perlengkapan pengelasan (Bostelman et al. 1999). Hal ini sangat membantu manusia dengan mengurangi tingkat resiko kecelakaan dan juga meningkatkan efisiensi biaya. Hal tersebut terbukti bahwa pada proses ini beberapa bagian lambung kapal diangkat lalu dilakukan proses pengelasan. Sehingga, kemungkinan kecelakaan sangat tinggi pada manusia bila dilakukan secara konvensional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar